Kamis, 24 Desember 2009

MENYIMAK DAN BERBICARA

A. Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat RESEPTIF.
Jenis situasi dalam mendengarkan :

1. Situasi Mendengarkan secara Interaktif :
Terjadi dalam percakapan tatap muka, di telepon / sejenisnya. Secara bergantian subjek ( 2 orang / lebih ) melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Sehingga kita memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkannya / meminta lebih pelan dalam berbicara.

2. Situasi mendengarkan secara Non-Interaktif :
Kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan kita juga tidak dapat meminta pembicaraan di perlambat.
Contoh :
- Mendengarkan Radio
- Mendengarkan acara-acara seremonial
- Nonton TV
- Mendengarkan Kotbah

Keterampilan mikro dalam memahami apa yang di dengar :
• Mengingat unsur bahasa yang di dengar dengan ingatan jangka pendek (short-term memory)
• Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target.
• Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan nada,warna suara int dan onasi ; menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
• Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar.
• Mengenal bentuk-bentuk kata khusus
• Mengenal makna dari konteks
• Mengenal kelas-kelas kata
• Menyadari bentk-bentuk dasar sintaksis
• Mengenal perangkat-perangkat kohesif
• Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti ; subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.
B. Berbicara
Berbicara adalah keterampilan berbahasa lisan / berbicara yang bersifat PRODUKTIF.
Jenis situasi dalam berbicara :
a. Situasi berbicara secara INTERAKTIF :
contoh :
– Percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbicara dan mendengarkan.
- Kita dapat meminta klarifikasi, pengulangan / kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara.
b. Situasi berbicara secara Semi-Interaktif :
contoh : – Situasi berpidato dihadapan umum secara langsung.
Ket. : – Audiens memang tidak dapat melakukan iterupsi terhadap pembicara,namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat Non-Interaktif :
contoh : – berpidato lewat radio / TV.


MEMBACA DAN MENULIS

A. Membaca

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis,kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu.
Dengan membaca,kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa masa lampau atau sekarang ditempat lain.

Tujuan utama membaca adalah memperoleh informasi mencakup isi,memahami makna bacaan.
Macam-mcam membaca menurut Jazir Burhan:
a. membaca Intensif
b. Membaca Kritis
c. Membaca Cepat
d. membaca Untuk keperluan praktis
e. Membaca untuk keperluan study.

Hambatan-hambatan dalam membaca
a. Vokalisasi
b. Gerakan Bibir
c. Gerakan kepala
d. Menunjuk dengan Jari
e. Regresi
f. Sub Vokalisasi.

Menurut Tarigan, membaca ada 2 yakni
a. ekstensif
Dibagi menjadi:
- Membaca Survey
- Membaca sekilas
- membaca dangkal
b. intensif
Di bagi menjadi:
- Telaah isi
- Telaah bahasa.

Teknik membaca:
a. Membaca Pre Reading Plan (PReP)
b. SQ3R (Survey,Question,Read,Recute,Review)



B. Menulis

Menulis adalah suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,tidak secara tatap muka dengan oranglain.

Tujuan menulis:
a. Pemecahan Masalah
b. Penugasan Masalah,
c. Altruistik
d. Persuasif,
e. Penerangan,
f. Pernyataan,
g. Kreatif.

Ragam Tulis;
a. Narasi,
b. Diskripsi,
c. Eksposisi
d. Argumentasi.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam kegiatan tulis-menulis:
a. Paragraf,
b. Kerangka karangan,
c. Langkah menyusun kerangka
- Catat Semua Ide
- Seleksi Ide-ide secara tepat
- Urutkan Ide-ide secara tepat
- Kelompokan Ide-ide yang berdekatan pada suatu heading
- Langkah Seleksi sudah dikerjakan
d. Pengembangan kerangka karangan
- Pendahuluan,
- Batang Tubuh
- Penutup.

Teknik Penulisan

Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara-cara :
- sering menulis berdasarkan kegunaan spesifik/audience spesifik
- memahami fakta bahwa menulis adalah menengok kembali (writing is revising)
- memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory/observasi
- mempublikasikan tulisan

Tujuan pembelajaran menulis menurut Keraf adalah :

a. Mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis
b. Mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
c. Mampu melukiskannya sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
d. Mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikas.


Tugas untuk pertemuan Kamis. 24 Desember 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar