Kamis, 24 Desember 2009

MENYIMAK DAN BERBICARA

A. Menyimak
Menyimak adalah keterampilan memahami bahasa lisan yang bersifat RESEPTIF.
Jenis situasi dalam mendengarkan :

1. Situasi Mendengarkan secara Interaktif :
Terjadi dalam percakapan tatap muka, di telepon / sejenisnya. Secara bergantian subjek ( 2 orang / lebih ) melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara. Sehingga kita memiliki kesempatan bertanya guna mendapatkan penjelasan, meminta lawan bicara mengulang apa yang telah diucapkannya / meminta lebih pelan dalam berbicara.

2. Situasi mendengarkan secara Non-Interaktif :
Kita tidak dapat meminta penjelasan dari pembicara, tidak bisa meminta pembicara mengulangi apa yang diucapkan kita juga tidak dapat meminta pembicaraan di perlambat.
Contoh :
- Mendengarkan Radio
- Mendengarkan acara-acara seremonial
- Nonton TV
- Mendengarkan Kotbah

Keterampilan mikro dalam memahami apa yang di dengar :
• Mengingat unsur bahasa yang di dengar dengan ingatan jangka pendek (short-term memory)
• Berupaya membedakan bunyi-bunyi yang membedakan arti dalam bahasa target.
• Menyadari adanya bentuk-bentuk tekanan nada,warna suara int dan onasi ; menyadari adanya reduksi bentuk-bentuk kata.
• Membedakan dan memahami arti kata-kata yang didengar.
• Mengenal bentuk-bentuk kata khusus
• Mengenal makna dari konteks
• Mengenal kelas-kelas kata
• Menyadari bentk-bentuk dasar sintaksis
• Mengenal perangkat-perangkat kohesif
• Mendeteksi unsur-unsur kalimat seperti ; subjek, predikat, objek, preposisi, dan unsur-unsur lainnya.
B. Berbicara
Berbicara adalah keterampilan berbahasa lisan / berbicara yang bersifat PRODUKTIF.
Jenis situasi dalam berbicara :
a. Situasi berbicara secara INTERAKTIF :
contoh :
– Percakapan secara tatap muka dan berbicara lewat telepon yang memungkinkan adanya aktivitas pergantian antara berbicara dan mendengarkan.
- Kita dapat meminta klarifikasi, pengulangan / kita dapat meminta lawan bicara memperlambat tempo bicara.
b. Situasi berbicara secara Semi-Interaktif :
contoh : – Situasi berpidato dihadapan umum secara langsung.
Ket. : – Audiens memang tidak dapat melakukan iterupsi terhadap pembicara,namun pembicara dapat melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah dan bahasa tubuh mereka.
Situasi berbicara dapat dikatakan betul-betul bersifat Non-Interaktif :
contoh : – berpidato lewat radio / TV.


MEMBACA DAN MENULIS

A. Membaca

Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis,kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu.
Dengan membaca,kita dapat mengetahui peristiwa-peristiwa masa lampau atau sekarang ditempat lain.

Tujuan utama membaca adalah memperoleh informasi mencakup isi,memahami makna bacaan.
Macam-mcam membaca menurut Jazir Burhan:
a. membaca Intensif
b. Membaca Kritis
c. Membaca Cepat
d. membaca Untuk keperluan praktis
e. Membaca untuk keperluan study.

Hambatan-hambatan dalam membaca
a. Vokalisasi
b. Gerakan Bibir
c. Gerakan kepala
d. Menunjuk dengan Jari
e. Regresi
f. Sub Vokalisasi.

Menurut Tarigan, membaca ada 2 yakni
a. ekstensif
Dibagi menjadi:
- Membaca Survey
- Membaca sekilas
- membaca dangkal
b. intensif
Di bagi menjadi:
- Telaah isi
- Telaah bahasa.

Teknik membaca:
a. Membaca Pre Reading Plan (PReP)
b. SQ3R (Survey,Question,Read,Recute,Review)



B. Menulis

Menulis adalah suatu ketrampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung,tidak secara tatap muka dengan oranglain.

Tujuan menulis:
a. Pemecahan Masalah
b. Penugasan Masalah,
c. Altruistik
d. Persuasif,
e. Penerangan,
f. Pernyataan,
g. Kreatif.

Ragam Tulis;
a. Narasi,
b. Diskripsi,
c. Eksposisi
d. Argumentasi.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam kegiatan tulis-menulis:
a. Paragraf,
b. Kerangka karangan,
c. Langkah menyusun kerangka
- Catat Semua Ide
- Seleksi Ide-ide secara tepat
- Urutkan Ide-ide secara tepat
- Kelompokan Ide-ide yang berdekatan pada suatu heading
- Langkah Seleksi sudah dikerjakan
d. Pengembangan kerangka karangan
- Pendahuluan,
- Batang Tubuh
- Penutup.

Teknik Penulisan

Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara-cara :
- sering menulis berdasarkan kegunaan spesifik/audience spesifik
- memahami fakta bahwa menulis adalah menengok kembali (writing is revising)
- memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory/observasi
- mempublikasikan tulisan

Tujuan pembelajaran menulis menurut Keraf adalah :

a. Mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis
b. Mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
c. Mampu melukiskannya sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
d. Mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikas.


Tugas untuk pertemuan Kamis. 24 Desember 2009

Minggu, 20 Desember 2009

Ragam Tulisan

Ragam Tulisan 

A. Narasi
adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa/ pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis).

Contoh paragraf narasi :

Ketika tersiar kabar bahwa Barbara Parker, seorang terapis dan psikolog anak terkemuka, mendadak meninggal, banyak pihak terkaget-kaget. Karirnya cukup cemerlang dan sebagai ilmuwan pun kapasitasnya tak pernah diragukan. Barbara tewas secara mengenaskan dengan puluhan luka di tubuh. Tragisnya, Barbara ternyata dibunuh oleh “orang dalam” yang telah mendampinginya selama puluhan tahun. Seiring kerja keras polisi mengungkap kasus ini, akhirnya tersingkap pula latarbelakang tewasnya sang praktisi kesehatan mental itu. Barbara yang selama ini disegani pasien ternyata bukab “orang suci” yang tak punya cela. Borok masa lalunya yang tak diketahui awam.

B. Deskripsi
adalah jenis karangan yang melukiskan/ menggambarkan suatu objek apa adanya sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat dan mendengar apa yang ditulis si pengarang itu

Contoh paragraf deskripsi :

Saat memasuki rumah itu berdiri bulu kudukku. Suasananya gelap hanya cahaya dari senterku yang menerangi ruangan. Seperti Lawang Sewu, rumah inipun memiliki banyak pintu. Aku berjalan pelan-pelan dengan rasa takut. Dinding yang catnya sudah banyak yang mengelupas di sana-sini. Suara lantai kayu yang kuinjak berderit menambah ciut nyaliku. Aku melangkah hati-hati menaiki tangga kayu tua yang banyak berlubang. Sesampai aku di lantai dua, aku melihat cahaya kecil di ujung ruangan. Aku membuka tirai di depanku dan aku tek percaya dengan apa yang ku lihat.

C. Eksposisi
adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat.

Contoh paragraf eksposisi :

Tips Membersihkan Minyak Goreng Sisa
Setelah kita menggoreng tempe atau gorengan apapun terkadang minyaknya masih tersisa banyak tetapi minyak tersebut sudah kotor. Bukankah itu sangat saying jika minyaknya dibuang. Oleh karena itu ada tips untuk membersihkan minyak goreng yang telah digunakan agar dapat dipakai kembali. Caranya adalah:
• Setelah selesai menggoreng, kecilkan api kompor.
• Masukkan Sedikit (satu sendok boleh lebih tergantung banyaknya sisa minyak) nasi kedalam minyak tersebut.
• Diamkan sebentar seperti menggoreng tempe.
• Setelah kotoran sisa menggoreng menempel pada nasi, segera angkat nasi itu.
• Minyak goreng sisa kembali bersih dan dapat digunakan lagi.
Bagaimana? Selamat mencoba.


D. Argumentasi

adalah jenis karangan yang bertujuan memengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan/ pendapat yang kuat sehingga gagasan yang dikemukakan penulis dapat diyakini/ dipercaya oleh pembaca.

Contoh paragraf argumentasi :

Poligami sangat merendahkan derajat wanita. Bagaimana tidak? Laki-laki dengan mudah mempunyai istri lagi. Itu sangat merugikan dan mengesankan bahwa wanita-wanita itu murah harganya. Maka tidak sedikit wanita yang memilih menjadi pelacur daripada harus dimadu. Tidak sedikit pula wanita pelacur yang menjadi istri simpanan. Memang benar bahwa jumlah wanita lebih banyak daripada laki-laki. Namun, bagaimana perasaan istri pertama yang dimadu? Dalam hati kecil mereka pasti sangat tidak ingin suaminya memiliki dua istri bahkan lebih ataupun istri simpanan. Mereka berpikir pasti sudah tidak mempunyai ari lagi untuk suaminya sehingga suaminya mampu menduakan cintanya. Bukankah itu sangat merendahkan derajat wanita?


Auto Biografi

My Life Story
Saat Masih Kecil
13 Agustus 1989, Ibu (Sutarni) melahirkanku dengan penuh perjuangan dan cinta. Ayahku (Ngatino) memberiku nama Ainun Ainiyah, tetapi karena aku kecil, mlenik-mlenik, cilik (kata ibu) makanya aku sering dipanggil Nunik. Aku tahu mereka sangat menyayangiku, foto-foto ketika aku balita sebagai saksinya. Aku suka sekali makan permen dan coklat waktu itu sampai-sampai sehari aku bisa menghabiskan banyak permen dan gigiku sampai gigis. Saat itu aku mendapat julukan Si Gigis. Ayahku sangat menyayangiku, dari kursi hingga sepeda pasti tertera namaku. Selain itu, ayahku tak pernah marah. Ayah sangat menyukai anak-anak. I love my Dad.
Yang kurasakan, masa kecilku sangat bahagia. Walaupun aku sering berpindah-pindah tempat tinggal. Lempuyangan, Juminahan, Babadan, Ratmakan, sampai akhirnya ketika umur tiga tahun, aku menetap di Kweni Sewon Bantul bersama dengan orangtua dari ayahku.
Saat umur empat tahun kurang satu bulan, aku sudah masuk di taman kanak-kanak Kuntum Melati Karangnongko Sewon Bantul. Walaupun umurku kurang memenuhi persyaratan masuk TK, tetapi aku sangat ingin bersekolah karena pada waktu itu ayahku sering menitipkan aku di taman kanak-kanak Tunas Melati di daerah Timoho di dekat tempatnya bekerja dan tes-tes yang lain aku lalui dengan mudah sehingga aku diterima di TK tersebut.
Saat usia TK, aku sangat nakal. Beberapa teman-temanku sudah terkena gigitanku. Hingga ayahku mengetahui, dan mengancam akan mencabut gigiku jika aku suka menggigit teman-temanku. Waktu itu keluargaku kecil yang cukup bahagia, walaupun ayahku hanya bekerja sebagai pengantar barang di toko dan ibuku mengajar pramuka dan guru SD honorer di SD Muhammadiyah Bausasran II. Sering sekali ayahku terlambat menjemputku di sekolah TK, pukul sepuluh seharusnya aku sudah pulang, tetapi aku harus menunggu jemputan sampai pukul satu bahkan terkadang lebih. Karena jarak TK dengan rumah terhitung jauh untuk usiaku waktu itu, dan ayah tidak memperbolehkan aku pulang sendirian maka aku selalu menunggu ayah menjemputku. Pernah suatu ketika aku sedang marah dengan ayah karena ayah nggak bisa mengekor rambutku, dan ibuku sudah terlebih dahulu berangkat bekerja jadi kuminta ayah yang memgekorkan rambutku tapi ayah kesulitan, makanya aku marah, dan waktu pulang dari sekolah, aku tidak mau menunggu ayah. Aku pulang sendiri melewati pinggir parit belakang sekolah bersama teman-temanku, tetapi aku tidak langsung pulang. Aku malah ikut teman-temanku mencari ular di sawah, teman-temanku laki-laki semua dan aku perempuan sendiri. Tetapi pada waktu itu, kami belum tau perbedaan laki-laki dan perempuan. Sampai siang, kami bermain-main di sawah. Sampai saatnya, teman-temanku pulang tetapi aku belum beranjak. Aku bingung mau pulang atau menuggu ayah di sekolahan lagi. Aku putuskan untuk pulang sendirian. Sampai di rumah ternyata ayahku sudah sampai duluan, dan ayah marah besar karena khawatir dan sebagainya. Setelah itu, aku kapok pulang sendirian. Ayahku menjemputku di sela-sela pekerjaanya sebagai pengantar pesanan handuk dari pabrik ke Toko dan ke pemesan. Untunglah ibu penjaga sekolah selalu baik hati padaku dan sering aku diberi makan gratis dari dagangannya. Jika tidak begitu, biasanya aku menunggu ayah dengan bermain-main sendirian. Rasanya sepi bahkan sering menakutkan, tetapi aku telah terbiasa dengan kesendirianku saat aku sedih dan ketakutan hingga saat ini. Di rumahpun demikian, aku sering bermain sendirian, main masak-masakan adalah favoritku. Sampai sekarang, aku suka sekali memasak. Aku bukan penakut malahan aku adalah anak yang ngglidik. Seingatku, belum pernah ada satupun pohon di TK yang belum pernah aku panjati, dari tanaman pagar hingga pohon kelapa. Tanaman padi pun aku injak-injak. Walaupun begitu, dalam rapor keterangan nilaiku selau memuaskan. Bahkan aku sering menjuarai lomba Tari antar-TK. Kata ibu guru TK, kecil-kecil cabe rawit. Memang masa kecil yang bahagia. 
Waktu masuk SD, aku sekolah di tempat dimana ibuku mengajar. Agar ada yang mengawasiku yaitu ibu. Namun tetap saja aku sendirian ketika pulang sekolah karena ibu masih mengajar. Diam-diam, aku pergi bermain di rumah temanku yang berbeda-beda tetapi yang paling aku sukai adalah bermain dirumah Sari karena barat rumahnya dekat kuburan. Kami sering bermain petak umpet, dan memanjat pohon talok. Bahkan sering, kami tidur siang di rumah kubur para kyai. Rumah kubur, kami menyebutnya begitu karena rumah yang dibangun untuk menutupi kuburan yang dianggap keramat atau dihormati. Di dalamnya ada kereta orang mati Bandosa yang katanya, jika malam hari kereta itu akan berjalan sendiri. Hiii…
Setiap pulang dari sekolah, aku tidak pulang ke rumah Bantul tetapi di Ratmakan, rumah nenekku, Ibu dari ibuku dan sore harinya aku Masa-masa berat di keluargaku ketika aku masih SD, ayahku terkena godaan WIL. Wanita itu adalah teman kerja ayahku. Wanita itu sangat baik padaku, bahkan aku sering diajak ke kostnya saat ayah sedang sibuk bekerja. Dia menyukai ayah dan akhirnya ibu tahu karena ibu mendapat laporan dari teman-temannya ayah. Kebetulan saat itu ibu mengajar les privat anak kepala perusahaan ayah jadi setiap kali ke Toko, ibu selalu mendapat laporan. Kondisi keluargaku benar-benar kacau waktu itu. Namun, badai segera berlalu. Ayah memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya dan tidak lagi berhubungan dengan wanita itu. Setelah itu, seingatku ayah tidak lagi bekerja. Ia hanya di rumah sambil membuka jasa servis jam. Pada saat yang bersamaan, ibu mengandung adikku. Dia lahir tanggal 6 Januari 1997. Dia diberi nama Ainun Insaniyah. Dia lahir jam tiga dini hari di tempat seorang Bidan di Kota Gede. Aku dan ayah menunggunya. Saat itu aku merasa senang sekali mempunyai adik. Lucu sih. Setelah melahirkan, ibuku tidak bisa istirahat karena hari itu ibu sedang ada ujian akhir semester di kampusnya. Pagi melahirkan, siangnya diantar ayah mengikuti ujian. Benar-benar ibu adalah orang yang hebat. Ibu adalah orang yang keukeuh untuk mewujudkan cita-citanya. 
Waktu ditinggal ujian, aku disuruh menjaga adik di tempat bidan itu. Tetapi dasar aku emang bandel, adikku ngga bisa diajak bermain karena seharian dia hanya tidur saja, aku tinggal pergi jalan-jalan di tempat temen ayahku di perumahan Wirokerten. Yang jaraknya kira-kira lima kilo meter dari tenpat bidan. Sampai sore aku bermain, hingga ayahku datang menjemput. Ayah sangat kebingungan mencariku. Hi hi hi..
Waktu cepat berlalu. Kelas tiga SD, ayah ibu memutuskan agar aku pindah sekolah yang dekat dengan rumah. Akhirnya aku pindah di SD Jarakan 1. Di sana aku menemukan teman-teman di waktu aku masih TK dulu. Aku menghabiskan masa SD di sekolahan ini.

Saat di Sekolah Dasar
Dengan cepat aku bisa menyesuaikan diri dengan teman-temanku. Walaupun teman baru tetapi aku sudah mengenal mereka sejak dulu. Kegiatan yang sering aku lakukan dengan teman-teman SDku adalah berenang. Kami sering berenang di kolam renang anak di daerah Krapyak. Cita-citaku waktu itu, ingin menjadi perenang. Selain itu, kegiatan di sekolah yang sangat aku sukai adalah nggamel (menabuh gamelan) dan latihan menari. Tap tap tap, begitu cara guru Tariku mengajari gerakan.
Sebenarnya aku tahu, diantara teman-temanku ada yang iri padaku. Sehingga aku selalu merasa sendirian. Walaupun anak baru, tetapi aku selalu mendapat rangking pertama di kelas. Bahkan sampai aku lulus. Mereka (sebagian dari teman-teman) bahkan menuduhku bahwa aku mendapat contekan atau bocoran jawaban ulangan dari ibu yang notabene adalah guru SD juga walaupun tidak mengajar di sekolahku. Namun aku tetap sabar dan tidak pernah mengeluh. Ibuku Alhamdulillah sudah diangkat menjadi pegawai negeri sipil ketika aku kelas lima SD. Memang bukan masa yang menyenangkan saat sekolah di SD. Namun, aku menikmatinya. Apalagi saat SD, setiap akhir tahun pasti ada ujian praktek memasak. Saat kelas empat aku memasak nasi goring dan kelompok kami mendapat nilai tertinggi, kelas lima memasak kue satelit yang terbuat dari singkong, dan saat kelas enam kami membuat sup ayam tetapi keasinan. Semua lomba aku ikuti, dari antargugus hingga lomba se-Kabupaten. Walaupun tidak menang tetapi aku senang mendapat wawasan dan teman baru. 
Saat perpisahan kelas enam pun tiba. Kami menangis karena kami akan berpisah menuju sekolah lanjutan yang berbeda.

Saat SMP dan SMA
SMP-ku di SMP 16 Jalan Nagan Lor Kraton Yogyakarta. Jarak sekolah dengan rumah kira-kira 7,5 Km. Walaupun begitu aku memilih untuk mengendarai sepeda ke sekolah daripada diantar ataupun naik angkutan umum. Karena pada saat itu entah karena apa, aku sudah jarang sekali bertegur sapa dengan ayah walaupun kami masih dalam satu rumah. Saat masih SMP aku tergolong anak yang bandel, aku tidak pernah belajar kecuali jika menghadapi ulangan. Waktuku hanya kuhabiskan bermain dan bermain. Oleh karena itu nilai kelulusanku tidak memuaskan. Walaupun begitu, aku diterima di sekolah favorit di Bantul yaitu SMA Sewon jalan Parangtritis Km 5 Sewon Bantul. Tak banyak berbeda dengan saat aku masih SMA. Hanya saja di SMA aku sering mengikuti kegiatan-kegiatan di luar sekolah yang positif. Diantaranya adalah PMR, PMI, Pramuka dan sebagainya. Kegiatan yang paling aku senangi adalah jika ada kegiatan pandakian dan kemah karena aku bisa menyatu dengan alam. Saat aku kelas dua SMA tahun 2006, ibuku memutuskan bahwa kami sekeluarga harus pindah rumah. Kami mengontrak sebuah rumah sederhana di Kerto Pleret Bantul. Kami mengontrak di dekat tanah yang akan dibangun rumah kami. Namun, malang tak dapat diraih untung tak dapat ditolak. Gempa 27 Mei 2006, memporak-porandakan rumah kontrakan kami dan juga rumah tetangga-tetangga. Tangisan, kematian, kebingungan, keputusasaan, rasa bercampur menjadi satu. Namun, dibalik itu rasa persatuan dan kegotongroyongan menjadi terlihat. Kami bersama-sama membangun tenda untuk melindungi diri dari panas dan hujan. Tak terasa lima bulan aku hidup di tenda. Selama tiga bulan, Alhamdulillah rumah kami sudah berdiri walaupun sederhana tetapi kami bangga dengan rumah ini karena rumahku dibangun dengan keprihatinan yang berbuah manis. Aku sangat bersyukur dengan ini.
Setelah lulus SMA, aku belum dapat memutuskan mau meneruskan kuliah jurusan apa. Ibuku mengarahkanku untuk mencoba di PGSD UNY. Aku gagal. Namun, aku tidak menyerah akan mencoba lagi di tahun berikutnya. Akhirnya aku ditawari bekerja di sebuah rumah produksi di Yogyakarta. Aku menerimanya. Selain itu, setiap sore aku juga mengajar les privat.
Setahun berlalu akupun mencoba mengikuti tes masuk PGSD tetapi bukan di UNY melainkan di UPY. Aku diterima kuliah di UPY dan akan aku jalani dengan seluruh kemampuanku untuk mencapai cita-citaku. Saat ini aku merindukan kehangatan kasih sayang ayahku yang kurang lebih sudah sepuluh tahun aku tidak aku rasakan.


Cerita pendek

Malam Yang Semakin Dingin

Airmata ini mengalir begitu saja. Mencoba meringankan bebanku yang terasa semakin berat. Aku lelaki yang tak pernah menangis. Kali ini kegagalanku telah meruntuhkan pertahananku. Aku merasa gagal sebagai seorang kakak. Aku sangat merindukan ibu yang tak mungkin lagi dapat ku peluk ketika aku merasa sedih.

***

Siang itu, aku pulang ke rumah dari tempat kerja. Aku berharap dapat melepas lelahku barang sejenak. Namun, keadaan tidak seperti yang kuharapkan. Ibu tiriku langsung menghampiriku dan memintaku untuk masuk di ruang tamu. Di dalam ada beberapa orang termasuk bapak dan orang lain itu, jika tak salah adalah teman Rian,adik laki-lakiku.

Hatiku bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Ternyata memang benar wanita itu Alya, teman adikku. Dia datang bersama ibunya dan mengabarkan bahwa Rian sudah menghamili Alya. Bahkan usia kandungannya sudah memasuki minggu ke-21. Kurang lebih sudah lima bulan berjalan. Bagai petir di siang hari, kakiku serasa lumpuh tak bertulang. Alya mengandung anak adikku? Ya Allah, kenapa semua ini terjadi pada keluargaku? Apa kata orang-orang nanti jika tahu bahwa Rian sudah menghamili orang di luar nikah. Kasihan bapak menanggung ini semua. Akhirnya bapak mengambil keputusan bahwa dari pihak keluarga kami akan melamar Alya dua hari kemudian. Mereka pun pulang.

Bapak mengeluh, bagaimana kami mendapatkan uang menikahkan Rian dengan Alya padahal bapak tidak bekerja. Sementara dari pihak wanita ingin resepsi yang meriah. Apa mereka tidak merasa malu, anaknya hamil di luar nikah malah mau diadakan resepsi yang meriah.
Aku benar-benar merasa letih hari ini. Beban terasa berat di pundakku.
Sore harinya, aku membicarakan masalah ini dengan Rian di dapur tempat kami biasa berkumpul dengan keluarga.
“ Tadi siang pacarmu datang bersama ibunya. Mereka menanyakan kapan kamu akan menikahinya. Apa kamu sudah berpikir tentang masalah ini?” aku bertanya dengan hati-hati karena aku tahu Rian pasti juga kebingungan dengan masalah ini.
“ Ah, apa urusamu? Yang mau nikah aku kok kamu yang sewot” sambil berkata begitu, dia keluar.
Aku berusaha sabar menghadapi adikku. Walaupun hatiku sangat sakit. Jika kubiarkan saja masalah ini, aku kasihan dengan bapak. Namun, Rian sendiri seperti acuh tak acuh. Rencanaku untuk membahagiakan bapak kandas oleh ulah Rian. Dia sangat sering mempermalukan keluaga ini. Namun, kali ini ulahnya sudah kelewat batas.

***

Malam ini, bapak mengajak pakde untuk melamar Alya. Aku menyuruh Rian untuk bersiap-siap.
“ Sudah sana mandi. Pakde sudah menunggu.”
“ Memangnya siapa yang mau pergi?” kata Rian sekenaknya.
“ Rian, kamu sekarang harus ikut bapak. Apa kamu tidak mengasihani bapak? Kamu yang berbuat harus berani bertanggung jawab” aku sudah mulai emosi.
“ Buat apa? Biar saja. Aku tidak mau menikahi dia! Aku tidak mau masa depanku hancur karena harus menikah. Aku memang melakukan itu, tapi kan belum tentu anak yang dikandungnya itu anakku! Kenapa kamu ikut campur dengan urusanku?” kata-kata Rian sangat membuatku naik darah.
Pertengkaran kami pun tak terelakkan. Aku begitu sangat marah sampai terasa sakit kepalaku. Tanganku melayang di pipi adik laki-lakiku itu. Amat keras sehingga tanganku pun terasa sakit. Dia terpental jatuh dan kulihat cairan merah merembes keluar dari lubang hidungnya.
Secepat aku menamparnya, secepat itu pula aku menyesal.
Pakde segera menenangkanku dan bapak membantu Rian berdiri. Adik dan ibu tiriku hanya bisa menangis melihat pertengkaran kami. Hatiku semakin remuk melihat Rian mengusap cairan merah itu. Baru pertama kali aku memukul adikku karena kesalahannya.
Aku pun pergi meninggalkan situasi itu. Kusinggkirkan lengan pakde dan aku berlari keluar. Kuhidupkan skuter dan aku melaju membelah malam.

***
Aku berdiri di depan makam ibu ketika telepon genggamku berdering. Ternyata bapak yang menelpon. Bapak menyuruh aku pulang untuk menjaga ibu dan adikku di rumah. Kata bapak, Rian sudah sadar karena diberi pengertian oleh pakde. Dia sudah memutuskan untuk bertanggung jawab dengan perbuatanya dan saat ini mereka sedang dalam perjalanan menuju rumah Alya. Namun, hatiku sudah terlanjur remuk redam. Aku malu dengan keadaan keluargaku. Walau begitu, aku memutuskan untuk pulang. Aku percaya, Tuhan tidak akan memberi cobaan yang berat di luar batas kemampuan umatNya.




Cerpen karya Ainun Ainiyah
Dipersembahkan untuk Abi semoga mendapat kekuatan dan lindungan oleh Allah SWT. Amin.
KETRAMPILAN MENULIS

A. Hakikat Menulis sebagai Aspek Ketrampilan Bebahasa

1. Pengertian Menulis
Menurut Tarigan, 1982:4 Keterampilan menulis ini tidak datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak dan teratur.
Sedangkan menulis ialah menurunkan/melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan gambaran grafik itu.

2. Fungsi dan Tujuan Menulis
· Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai alat komunikasi yang tidak langsung
Menulis sangat penting bagi pendidikan karena :
- Memudahkan para pelajar berpikir
- Dapat menolong kita berpikir secara kritis
- Dapat memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan, memperdalam daya tanggap/persepsi kita, memecahkan masalah-masalah yang kita hadapi, menyusun urutan bagi pengalaman
- Dapat membantu kita menjelaskan pikiran-pikiran kita.
· Tujuan menulis menurut Hugo Hartig (via Tarigan, 1982:26)
a. Assignment purpose (tujuan penugasan)
b. Altruistic purpose (tujuan altruistik)
c. Persuasive purpose (tujuan persuasif)
d. Informational purpose (tujuan informasional, tujuan penerangan)
e. Self expressive purpose (tujuan pernyataan diri)
f. Creative purpose (tujuan kreatif)
g. Problem solving purpose

B. Ragam Tulisan

· Narasi adalah jenis karangan yang menceritakan rangkaian peristiwa/ pengalaman berdasarkan urutan waktu (kronologis).
· Deskripsi adalah jenis karangan yang melukiskan/menggambarkan suatu objek apa adanya sehingga pembaca ikut juga merasakan, mengalami, melihat dan mendengar apa yang ditulis si pengarang itu.
· Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menambah pengetahuan pembaca dengan cara memaparkan informasi secara akurat.
· Argumentasi adalah jenis karangan yang bertujuan memengaruhi pembaca dengan bukti-bukti, alasan/pendapat yang kuat sehingga gagasan yang dikemukakan penulis dapat diyakini/dipercaya oleh pembaca.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam kegiatan tulis-menulis :
1. Paragraf/alinea adalah seperangkat kalimat yang membahas satu topik/ hanya mengacu pada satu gagasan pokok. Jadi, suatu paragraf tidak boleh mengandung dua topik.
2. Kerangka karangan adalah outline sebuah karangan yang sudah diatur secara sistematis, lengkap, menyeluruh dan mencakup semua hal yang akan dikemukakan.
3. Langkah-langkah menyusun kerangka.
- Catat semua ide
- Seleksi ide-ide secara tepat
- Urutkan ide-ide secara tepat
- Kelompokkan ide-ide yang berdekatan pada suatu heading
- Langkah seleksi sudah dikerjakan
4. Pengembangan kerangka karangan.

C. Teknik Penulisan
Kemampuan menulis bisa dikembangkan dengan cara-cara :
· sering menulis berdasarkan kegunaan spesifik/audience spesifik
· memahami fakta bahwa menulis adalah menengok kembali (writing is revising)
· memperoleh pengalaman editing yang akan bermanfaat tidak hanya untuk menulis akan tetapi secara keseluruhan bermanfaat untuk pengembangan kemampuan riset dan auditory/observasi
· mempublikasikan tulisan

D. Tujuan pembelajaran menulis menurut Keraf adalah :

1. Mampu memilih dan menata gagasan dengan penalaran yang logis dan sistematis
2. Mampu menuangkannya ke dalam bentuk-bentuk tuturan bahasa Indonesia sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa Indonesia
3. Mampu melukiskannya sesuai dengan pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang disempurnakan
4. Mampu memilih ragam bahasa Indonesia sesuai konteks komunikasi

Sabtu, 19 Desember 2009

Puisi (Isyarat Hati)

Kerapuhan

Berjalan gontai lelakiku
Menyapa embun basah tak kunjung datang
Matapun terhalang oleh malam

Berjalan gontai lelakiku
Merintih, menangis, menjerit
Luka menikam tanpa ampun

Berjalan gontai lelakiku
Di atas cobaan tak kunjung henti
Didera rasa ingin mati

Berjalan gontai lelakiku
Telanjang menggigil di deras hujan
Menanti hangat mentari di ujung pagi

Berjalan gontai lelakiku
Luruh hanyut tertikam sepi
Hilang arah di malam sunyi

Berjalan gontai lelakiku
mencari sandaran jiwa diantara kepingan hati

Berjalan gontai lelakiku
Di atas amarah membelenggu
Laksana karang diterpa sang bayu

Berjalan gontai lelakiku
Dalam gelap semakin pekat
Sembilu dibawanya.......
pulang...........